Minggu, 05 Oktober 2014

Hai semua.. perkenalkan namaku Adellian Nugraha. Kali ini aku ingin ceritakan tentang kisahku. Sebut saja namaku disini dengan Dela. Dela ini seorang cewek yang pernah mengalami trauma dengan cinta. Namun semua itu akan dimusnahkan oleh seorang cowok yang merupakan cinta sejati Dela. Apa yang akan dilakukan Dela untuk bisa menemukan cinta sejati nya ini? Baca kisah selengkapnya aja disini..
            Dentang bel tanda pulang berbunyi.. semua siswa mengemasi barang-barangnya. Begitu juga dengan Dela. Dela bergegas menghampiri Nadia yang masih mengemasi barang-barangnya dengan tergesa-gesa. “ hai.. Nad! Nanti pulang bareng aku ya! “ sapa Dela. “ aduh.. sorry banget ya del.. aku nggak bisa. Aku ada janji sama cowok ku “ tolak Nadya dengan sangat terpaksa. Akhirnya Dela pun meninggalkan Nadya dengan perasaan kecewa. Saat berada di depan gerbang sekolah, Dela melihat Vona yang tengah sibuk dengan handphone nya. Dela pun menghampiri Vona dengan maksud ingin mengajaknya pergi ke taman. “ Von.. temenin aku ke taman dong! “ pinta Dela. “ eh Dela.. mmm.. maaf banget ya del! Aku udah di tunggu sama cowok aku di cafe depan. Lain kali aja ya. Daagh.. “ kata Vona sembari berlari menuju cafe depan sekolah. Lagi-lagi Dela di hantui rasa kecewa. Dalam benaknya berkata, mengapa semua orang sibuk dengan pacar nya? Termasuk sahabat aku sendiri yang lebih mementingkan pacarnya daripada sahabatnya. Mengapa? Mengapa?. Akhirnya Dela pun pulang sendirian. Dia menuntun sepeda kesayangannya dengan perlahan-lahan. Ia pun menelusuri jalan setapak untuk pergi ke taman. Dalam setiap langkah kakinya selalu penuh dengan rasa kekecewaan dan penyesalan. Hingga tak dirasanya, bahwa rintikan air menyerbu tepat di atas kepalanya. Gerimis yang datang secara tiba-tiba itu tak di hiraukan. Langit yang tampak mendung itu rupanya ikut merasakan kesedihan yang menerpa diri Dela. Dela yang beberapa waktu lalu di putuskan oleh kekasih yang amat ia cintai itu. Dela menyesal dengan tragedi 11 Desember 2013 itu. Di tanggal yang cantik itu, semua kebohongan kekasihnya itu terungkap. Ya nama kekasih Dela itu adalah Tara. Pada tanggal 11-12-13 itu, Tara memutuskan Dela. Tara mengatakan bahwa selama ini Tara tidak pernah mencintai Dela. Dan lebih parahnya lagi ternyata Tara sudah mempunyai seorang kekasih. Sungguh tragedi itu membuat Dela trauma dan membuat Dela berprinsip tidak akan mempunyai pacar lagi. Sudah cukup hati Dela di sakiti oleh Mr. PHP Tara. Dela yang mencintai Tara dengan tulus, ternyata hanya di permainkan saja perasaan nya oleh manusia tidak beradab itu. Kembali pada Dela yang sedari tadi melamun. Entah apa yang sedang dilamunkan. Pikirannya tampak hampa dan pandangannya tampak kosong. Rintikan gerimis tadi pun, berubah menjadi deretan hujan lebat. Dela baru tersadar setelah hampir seluruh tubuhnya terguDelar hujan. Ia segera mempercepat larinya. Tak lama ia pun sampai di tempat favorite nya yaitu TAMAN. Setiap kali sedih, tempat yang pertama kali di kunjunginya adalah taman. Tapi kali ini, hujan sedang membasahi rerumputan dan pepohonan di taman. Dela pun tidak bisa duduk di tempat biasanya yakni di pinggir danau. Kali ini Dela masih berteduh di atas rumah pohon yang dibuatnya bersama sahabat-sahabat nya. Tak lama kemudian, langit tak lagi segelap tadi. Dan hujan pun tampaknya sudah berhenti. Dela menuruni anak tangga kaDela di rumah pohonnya itu dengan perlahan. Sesampainya di bawah ia segera mengaDelah sepedanya menuju tempat duduk yang ada di tepi danau itu. Namun apa yang di lihat Dela tak tampak seperti biasanya. Tempat duduk yang jarang sekali bahkan tidak pernah di kunjungi oleh orang di karenakan tempatnya yang jauh dari keramaian itu tengah di duduki oleh seorang cowok. Dela ternganga melihat tempat favorite nya itu di tempati orang. Tidak mungkin kalau Dela mengusir cowok itu. Secara Dela aja nggak punya hak buat tempat duduk itu. Dengan perasaan kecewa, Dela kembali menDelasuri jalan setapak menuju rumahnya. Di tengah jalan, sepeda yang di tumpangi Dela, bannya kempes. Dela pun tampak kebingungan. Namun tak terbayangkan hal yang akan terjadi ini. Cowok cuek yang duduk di bangku favorite Dela tadi menolong Dela. Cowok itu memompa ban sepeda Dela dengan pompa miliknya. Tanpa berkata sedikitpun, cowok itu sigap sekali. Sedangkan Dela, hanya melongo meratapi tingkah laku cowok cuek itu. Belum sempat mengucapkan terima kasih, cowok itu sudah pergi terlebih dahulu. Tak disangka peristiwa ini menyisakan bekas di dada Dela. Entah apa yang tersisa di hati Dela. Mungkinkah itu cinta? Dela pun pulang dengan perasaan tak menentu. Dag dig dug di hati Dela terus terasa. “ Dela.. kamu ini kenapa? Mengapa perasaan mu seperti ini? Ingat Dela karena cowok, hati kamu pernah terluka. Jadi jangan pernah pikirkan lagi tentang cowok. Ok “ kata Dela sambil meyakinkan hatinya. Sesampainya di rumah, Dela segera memasuki kamarnya. Ia terlentang di kasur sambil mengingat masa lalu nya. Tak disangka, Dela meneteskan air matanya untuk cowok yang bernama Tara itu. Dela memang sangat mencintai Tara. Tapi apa balasan Tara pada Dela?. Ah sudahlah, jangan mengingat masa lalu Dela yang amat sangat kelam itu. Dela terbangkit dari ranjang-nya. Ia segera meraih pintu lemari dan membukanya. Dela mengambil sebuah kotak dengan ukuran yang lumayan besar itu. Ternyata itu adalah kotak yang berisi tentang semua kenangan nya bersama Tara. Di dalam kotak itu ada lukisan wajah Tara, diary tentang Tara, Boneka dari Tara, dan masih banyak benda-benda bersejarah di dalamnya. Dela membuka kembali buku diary yang katanya “ keramat “ itu. Di dalam diary nya, semua kisahnya dengan Tara di tulis di buku itu. Mulai dari awal ketemu, PDKT, nembak, pacaran, mesra-mesraan, berantem, putus, sampai saling membenci pun di tulisnya di buku itu. Dela merasa kesal dengan perbuatan Tara yang sungguh kejam itu. Dengan sigap, di bawanya kotak itu ke pekarangan belakang rumah. Entah apa yang ada di pikiran Dela. Dela segera menuangkan minyak tanah ke kotak itu dan... benar sekali. Dia membakar kenangan masa lalu nya itu. Dengan menangis histeris, Dela menatap lukisan Tara itu hangus di lahap si jago merah. Entah apa arti air mata Dela itu. Apakah Dela menangis karena ia akan kehilangan barang kenangan dari Tara, atau bahkan Dela menangis karena kepuasannya melihat masa lalu dirinya yang sudah hangus terbakar itu. Ya.. itu hanya Dela yang tau.
Keesokan harinya saat di sekolah..
eh.. Dela! Kenapa lo nyengar nyengir ga’ jelas kaya gitu? “ sentak Dila pada Dela yang sedari tadi hanya melamun sambil tersenDelam. “ eh.. kamu Dil.. sejak kapan kamu ada di sini? “ jawab Dela yang sedikit gugup karena kaget. “ sejak kapan ya? Mmm.. tahun depan kali yee.. hahaha.. makannya jangan ngelamun terus. Sampai-sampai lupa dengan sahabatnya. Ati-ati entar kesambet lho! Emang ngelamunin apa an si? Kok serius amat? “ tanya Dila. “Dil.. aku itu lagi mikirin cowok yang di taman kemarin “ jelas Dela. “ what? Cowok? Bukannya kamu paling anti sama cowok, Dela? “ tanya Dila yang sangat kaget setelah mendengar penjelasan Dela. “ iya si Dil.. tapi entah kenapa ada yang membekas di dada ini setelah bertemu cowok kemarin “. “ serius lo Dela? Siapa namanya? Berapa nopenya? Dimana rumahnya? Berapa pin-nya? Apa nama facebook nya? “ deretan pertanyaan yang keluar dari mulut Dila pun seakan langsung menyerbu sosok Dela. “ aduh.. tanya nya satu-satu dong Dil! “ gerutu Dela kesal. “ iya-iya sorry.. habis gue penasaran banget! Ya udah ayo cepet jawab! “ seru Dila kembali menyerbu Dela. “ jadi, aku nggak tau namanya, nggak tau nopenya, nggak tau rumahnya, nggak tau pin-nya, dan aku juga nggak tau nama facebook nya “ jawab Dela dengan sangat relax. “ bussett.. gila lo bray.. jawaban lo itu sangat-sangat TIDAK memuaskan “ sahut Dila kaget setelah mendengar jawaban dari mulut Dela. “ terus aku harus apa? “ tanya Dela. “ lo harus terus selidiki tu cowok. Ya minim.. lo tau namanya deh.. sumpah parah banget lo bray! Ya udah gue jalan dulu ya.. “ jawab Dila sembari pergi meninggalkan Dela. Dela yang mematung sedari tadi mencoba mencerna kata-kata Dila. Ya! Sekarang Dela tau apa yang harus dilakukannya. Rencananya, sepulang sekolah nanti, dia akan memulai misinya itu. Teng.. teng.. teng.. bel masuk pun segera berdentang. Guru Fisika sudah ada di depan kelas. Itu tandanya, tak lama lagi seluruh murid harus memusatkan seluruh konsentrasinya pada pelajaran. Namun, tampaknya Dela masih belum bisa berkonsentrasi. Raut wajahnya menggambarkan sebuah rasa kegelisahan pada dirinya. Mungkinkah dia masih memikirkan tentang cowok cuek itu? Pelajaran demi pelajaran di lalui Dela tanpa konsentrasi. Memang rasanya aneh jika kita tidak berkonsentrasi pada pelajaran. Sama seperti Dela yang sedari tadi sulit memahami kata-kata yang di ucapkan oleh guru-guru nya. Hingga waktu yang di tunggu pun tiba. Ya.. benar ini waktunya untuk pulang. Semua anak tentunya merasa sangat gembira. Begitu juga dengan Dela. Ia segera mengemasi barang-barangnya secepat kilat. Sebelum pulang, ia mengambil kunci sepedanya di lobby sekolah. Tampaknya Dela sangat tidak sabar ingin bertemu sang cowok cuek itu. Ia mengaDelah sepedanya sekuat tenaga. Tak lama, ia pun tiba di taman. Ia mencoba mengelilingi semua bagian taman. Tetapi, ia tak melihat cowok cuek itu berada di tempat duduknya. Dela merasa sangat kecewa. Dela pun duduk di tempat biasanya. Ia menunggu dan selalu berharap agar sosok cowok yang di tunggunya itu muncul seketika tepat di hadapannya. Sudah hampir setengah jam Dela menunggu. Tapi apa daya, cowok itu tak kunjung datang. Dela pun membuka tasnya, dan mengmbil buku diary nya. Ia menuliskan semua tentang perasaan dan kekecewaannya pada cowok itu. Tapi tetap saja, rasa cinta Dela tak berkurang sedikitpun. Sampai-sampai Dela membuat lukisan wajah cowok itu. Lukisan serta buku diary itu di letakkannya di bangku taman itu. Sesekali Dela melihat jam tangannya. Waktu terasa semakin berlalu. Hingga terdengar suara petir yang di ikuti gelapnya langit. Sepertinya, sore ini akan turun hujan. Dan.. gerimis pun membasahi taman itu. “ o iya! Gawat! Seragamnya masih dipakai besok. Aku harus segera pulang.. “ Dela bergegas pulang karena panik akan seragamnya yang mulai terkena rintikan air hujan. Tanpa di sangkanya, dikalau lukisan serta buku diary nya itu tertinggal di bangku taman. Tapi Dela belum menyadarinya. Sesampainya di rumah, Dela segera menggantung seragamnya yang sedikit basah itu. Ia pun bermaksud untuk mengambil buku diarynya. Tetapi, betapa paniknya ia setelah mendapati bahwa buku diary dan lukisannya tidak ada di dalam tas. “ aduh.. gimana nih.. kalau sampai ada yang membacanya bisa mati aku. Aduh.. mmm.. apa jangan-jangan tertinggal di bangku taman tadi ya? “ Dela mulai mengingat-ingat kapan dan dimana terakhir kali ia membuka diarynya itu. Dela pun segera menaiki sepeda tersayangnya itu. Ia mengaDelah sepeda itu dengan sangat cepat serta penuuh dengan harap. Ia berharap kalau bukunya masih ada di bangku taman itu. Namun, betapa kagetnya Dela setelah melihat bangku taman itu kosong tanpa benda apa pun. Dela bermaksud untuk mencarinya lagi di sekolah. Siapa tau bukunya tertinggal di loker. Lagi-lagi Dela mengaDelah sepedanya dengan sangat cepat. Hingga tepat di persimpangan taman, hampir saja Dela bertabrakan dengan sepeda lain. Kalau bukan karena kecepatan tangan Dela meraih rem sepedanya itu, mungkin saat ini Dela sudah terjatuh dan terluka. Untung saja sepeda Dela tidak bertabrakan dengan sepeda yang ada di depannya. Memang, jalan di taman ini cukup sempit dan memang tidak boleh mengendarai sepeda dengan kecepatan tinggi. Ban depan sepeda Dela menyentuh ban depan sepeda yang hampir di tabraknya. Saat menoleh, betapa terkejutnya Dela melihat bahwa yang hampir di tabraknya itu adalah cowok cuek yang selama ini dicarinya. Mereka berdua bertatapan cukup lama. Jantung Dela berdegup tak menentu. Oh.. tuhan apa ini yang dinamakan cinta? Indah sekali ya tuhan. Setelah sadar, Dela baru membuka pembicaraan. “ kamu.. kamu kan.. “ pembicaraan Dela terputus oleh suara cowok itu. “ iya! Aku cowok cuek yang menduduki bangku favorite kamu kan! “ tukas cowok itu cepat. “ hah? Bagaimana kamu bisa tau kalau aku akan mengatakan itu? Dan bagaiman kamu bisa tau kalau aku menyebutmu cowok cuek? Dan bagaiman.. “ lagi-lagi celoteh Dela terpotong oleh suara lembut bagaikan malaikat itu. “ iya! Aku tau karena ini! “ cowok itu menjawab pertanyaan Dela dengan menunjukkan buku diary milik Dela. “ apa? Tidak mungkin! Bagaiman bisa buku itu sampai di tangan mu? “ Dela sanagt kaget melihat diarynya ada di tangan cowok cuek itu. “ Dela.. andai saja kamu tau kalau perasaan kita ini sama.. “ perkataan cowok itu membuat Dela ingin meleleh. “ maksud kamu cowok cuek? “ lontar Dela. “ nama aku Simon, dan tolong jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi. Jadi Dela, aku merasakan ada yang aneh sejak kita pertama bertemu. Dan aku yakin kalau itu adalah cinta. Apalagi setelah aku membaca buku diary kamu. Aku semakin yakin dengan perasaanku Dela. Dela.. kamu mau nggak jadi cewek aku? Ya memang kita baru saja kenal. Tapi apakah cinta harus menunggu lagi jika sudah saatnya untuk di ungkapkan? Kita kan bisa saling kenal jika kita sudah terbiasa. Jadi bagaimana Dela? “ jelas Simon yang panjang... lebar itu membuat Dela seakan ingin menitihkan air mata. Tak disangka cinta mereka berdua akhirnya tersampaikan. Kini Dela tidak perlu lagi memendam perasaannya. Dan lambat laun, rasa trauma Dela telah sirna. Simon ternyata adalah cowok yang benar-benar setia. Kini Dela memang telah sadar bahwa sesungguhnya cinta itu memang benar-benar indah. Tetapi ada satu hal yang sampai saat ini aku herankan dan tidak aku relakan. Mengapa Simon menembak Dela di atas sepeda? Jadinya kan, ceritaku ini berjudul “ Cinta di Antara Dua Sepeda “ tetapi yang namanya cinta, itu tak pernah memandang apa pun. Jadi akuilah bahwa cinta itu memang salah satu keajaiban tuhan yang luar biasa indahnya..
Sekian......    
 






Story By      : Adellian Nugraha
Mau tau tentang aku ? lihat aja aku di Fb : Adellian Nugraha dan Twitter :
@adellee111
Di post oleh : Salman Al-Farisy
Mau tau tentang aku ? lihat aja aku di Fb : Salman Al-Farisy dan Twitter : @Farisy_14

NB : PERHATIAN!! Kisah ini diangkat berdasarkan kisah nyata yang sedikit ditambahkan Dan nama-namanya semua di samarkan tetapi sedikit di miripkan. Barangsiapa yang menyontek hasil karya saya ini, dosanya di tanggung masing-masing diri dan tunggu kisah selanjutnya ya..... Terima kasih atas perhatiannya.